banner 728x250
Daerah  

SWI Kota Depok Gandeng BPJS Ketenagakerjaan Dan Linjamsoscana Dinas Sosial, Tekan Angka Kemiskinan.

banner 120x600
banner 468x60

DEPOK, pantauindonesianews.com
Beberapa Program kegiatan berkelanjutan SWKD DPD SWI Kota Depok gelar Ngopi Bareng yang menjadikan Ikon, disambut baik oleh Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Depok Achiruddin.

Kegiatan yang digagas dan diramu menjadi istilah Ngobrol Pintar dan Insipiratif (NGOPI) Bareng adalah besutan dari Sekber Wartawan Kota Depok ( SWKD ) DPD SWI Kota Depok sejak 6 tahun silam.

“Melalui kegiatan Ngopi Bareng Sekber Depok ini, menjadi ajang sharing informasi kepada awak media, terkait program yang dimiliki BP Jamsostek Kota Depok,” ujarnya, usai menjadi Nara Sumber Ngopi Bareng BP Jamsostek Kota Depok bersama Dinas Sosial Kota Depok, dengan tema Perlindungan Jamsostek Mencegah Meningkatnya Kemiskinan Ekstrim, acara tersebut berlangsung di Kantor BP Jamsostek Depok, Jalan Sersan Aning, Depok, Pancoran Mas, Rabu (31/1/24).

Ia merasa bersyukur, Ngopi Bareng tadi, bila’ berjalan dengan baik. Melalui kegiatan itu, tukasnya, ia bisa berbagi informasi kepada teman-teman media, terkait bagaimana sih program BPJS Ketenagakerjaan itu.

“Bagaimana prosesnya dan bagaimana kami mengedukasi masyarakat, termasuk cara kami, untuk mengurangi kemiskinan ekstrim tadi,” ungkap Achiruddin.

Kurangnya literasi dan edukasi di kalangan masyarakat, tambahnya, menjadi salah satu penyebab kenapa masyarakat belum juga mendaftarkan diri sebagai peserta BP Jamsostek.

“Padahal ini program dari pemerintah. Karena ketidaktahuan, masyarakat menganggap ini menjadi suatu beban, padahal bebannya sedikit, manfaatnya banyak dan luar biasa,” urainya.

Achiruddin pun mengimbau kepada pencari nafkah, untuk segera ikut kepesertaan BP Jamsostek, lantaran bebannya sedikit, !
“Ini untuk menjaga si pencari nafkah dari hal yang tidak diinginkan, serta memberikan perlindungan dan bahkan menjamin anak si pencari nafkah itu, kuliah sampai S1,” tuturnya.

Pada Ngobar SWI dengan tema “Perlindungan Jamsostek Mencegah Meningkatnya Kemiskinan Ekstrim” itu, Achiruddin menjelaskan jaminan sosial ketenagakerjaan ini dinilai dapat mencegah masyarakat pekerja dan keluarganya jatuh menjadi keluarga miskin baru.
“Khususnya ketika pekerja mengalami guncangan ekonomi akibat kecelakaan kerja atau krisis ekonomi, termasuk PHK.” jelasnya.

Achiruddin menyebut, pemberian perlindungan pekerja harus diberikan sejak usia produktif bekerja dan mudah diakses bagi seluruh pekerja, baik pekerja di sektor formal maupun informal.

BPJamsostek, lanjut Achiruddin, ada beberapa jenis kepesertaaan. Pertama, Pekerja Penerima Upah (PU) adalah orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain dari pemberi kerja. Seperti pekerja kantoran atau buruh pabrik.
Kepesertaan yang kedua adalah Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) yaitu orang perorangan yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri untuk memperoleh penghasilan. Seperti Pedagang, Ojek Online dan lain lain.

“Selanjutnya adalah Pekerja Jasa Konruksi (Jakon) dan Pekerja Migran.” terangnya.

Dirinya juga menyebut BPJamsostek kota Depok baru coverage sekira 37 persen jumlah pekerja. Dan akan “digenjot” terus agar meningkat kepesertaan Jamsostek bagi pekerja di kota Depok..

“Untuk menumbuhkan harapan itu, maka kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk para wartawan sangat diperlukan guna membantu percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem khususnya di kota Depok.” pungkas Achiruddin.

Angka Kemiskinan di Depok Turun

Sementara, Kepala Bidang Linjamsoscana Dinas Sosial drg.Rr.Ambar Hardijanti.W
yang juga menjadi narsum Ngobar SWI, menjelaskan tingkat kemiskinan di Kota Depok terus mengalami penurunan.
Menurutnya, penduduk miskin dihitung dari Susenas, yakni penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK).

“Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM),” jelasnya.

“Tahun ini angka kemiskinan Kota Depok 2,38 persen. Menempati peringkat keempat secara nasional daerah tingkat kemiskinan terendah.” pungkas Roro.

Usai paparan para narsum, Ngobar SWI yang diikuti sekira 30 orang dilanjutkan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Wakil Ketua SWI Kota Depok Yeni dan ditutup dengan sesi foto bersama.
(Pin001)

Tinggalkan Balasan