Oleh: Dr. Joko Santoso, S.Ag., MM
Secretary General Association of Buddhist Doctors Indonesia
(Mahasiswa S3 P.SDM Universitas Airlangga)
Jakarta : pantauindonesianews.com
INDONESIA adalah negara besar dan kaya akan sumberdaya alam yang berada pada seluruh wilayah tanah air dari sabang sampai meraoke. Hasil Proyeksi Badan Pusat Stastistik (BPS) Penduduk Interim 2020–2023 (Pertengahan tahun/Juni) jumlah penduduk Indonesia sebesar 275.773.800. Bonus demografi merujuk pada fenomena dimana proporsi populasi usia kerja (15-64 tahun) dalam suatu negara relatif lebih tinggi dari pada proporsi penduduk yang terlalu muda atau terlalu tua. Fenomena ini terjadi karena penurunan tingkat kelahiran dan peningkatan harapan hidup, yang menghasilkan lebih sedikit jumlah penduduk yang bergantung (anak-anak dan lanjut usia) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bekerja. Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi, dimana sebagian besar penduduknya berada dalam rentang usia produktif. Hal ini memberikan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara, karena populasi usia kerja yang besar dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas ekonomi.
Aspek yang membuat optimisme terkait dengan bonus demografi menuju Indonesia emas tahun 2045, adalah bagaimana Peningkatan Produktivitas jumlah penduduk usia kerja yang besar, Indonesia memiliki potensi tingkat inovatif dan kreatif generasi muda cukup tinggi, perihal menciptakan lapangan kerja dalam meningkatkan produktivitas ekonominya. Tumbuhnya tenaga kerja yang besar dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dari berbagai aspek pekerjaan. Meningkatkan output produksi, dan memperkuat daya saing global secara sehat dan berkesinambungan. Konsumsi dan Permintaan dalam Negeri, Bonus demografi juga dapat menghasilkan permintaan yang kuat untuk barang dan jasa dalam negeri. Keuntungan ini membuat peningkatan kualitas pada semua produk mengalami kenaikan secara signifikan. Dengan populasi yang lebih banyak berusia produktif, tingkat konsumsi masyarakat dapat meningkat, yang mendukung pertumbuhan sektor konsumsi domestik.
Dividen Demografi, Bonus demografi dipastikan juga memberikan sumbangan pada dividen demografi, yaitu peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan pada ekonomi, dikarenakan adanya bonus demografi, hal ini dibuktikan pada peningkatan proporsi penduduk usia kerja. Jika Bonus Demografi dikelola dengan baik, maka dividen demografi dapat membawa dampak positif jangka panjang terhadap pembangunan ekonomi dan social serta pertumbuhan ekonomi secara global. Ketenagakerjaan dan Investasi dalam Sumber Daya Manusia, adanya populasi jumlah penduduk usia kerja yang besar, Indonesia memiliki peluang besar dan potensi untuk meningkatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, untuk menghadirkan sumberdaya manusia yang sudah siap bekerja. Hal ini dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja, tersedianya tenaga kerja, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja.
Inovasi dan Kreativitas, Bonus demografi dapat memberikan sebuah dorongan pada inovasi dan kreativitas, karena populasi generasi ini memiliki karakter yang lebih muda dan cenderung terbuka terhadap perubahan serta memiliki energi semangat untuk menciptakan solusi-solusi baru dalam berbagai bidang.
Indonesia memiliki rancangan yang mengarah pada tujuan tahun 2045 menjadi tahun emas, namun hal itu bila pemerintah tidak hadir dengan serius dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia maka harapan Indonesia emas tahun 2045 akan terwujud. Penting untuk dicatat bahwa untuk mengoptimalkan bonus demografi, diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat dalam pengelolaan sumber daya manusia, peningkatan lapangan kerja, penguatan infrastruktur, serta investasi dalam pendidikan dan kesehatan. Pengelolaan sumber daya manusia harus dimulai sejak dalam dunia Pendidikkan, dirancang dengan sebuah kurikulum yang memberikan arah jelas pada langkah tujuan. Namun sayang saat ini kurikulum yang sudah diaplikasikan mengalami perubahan beberapa kali dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini. Optimisme ini akan berubah menjadi pesimis bila tidak dipastikan secara konsisten tentang kurikulum, kurikulum tidak hanya sebuah ujicoba dalam Pendidikkan namun kurikulum menentukan arah tujuan dan keberhasilan dalam dunia Pendidikkan.
Optimisme pada tujuan Indonesia emas tahun 2045, tidak lepas dari kejelian melihat dan memanfaatkan sebuah peluang dari berbagai aspek, tidak hanya pada aspek bonus demografi saja. Pemerintah juga harus siapkan sebuah regulasi yang relevan, karena regulasi menentukan dalam dunia usaha dan bisnis yang akan dikerjakan oleh generasi muda. Selain itu pemerintah juga harus menyiapkan akses yang lebih baik, sehingga kemudahan dalam mengakses sebuah informasi dalam menciptakan ide, inovasi peluang usaha serta kemudahan dalam menjual produk dapat diakses dengan baik. Pendataan dalam perkembangan bonus demografi sangat wajib dilakukan, sehingga dapat diukur sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai.
Harapan besar dalam cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menjadi bangsa yang makmur, sejahtera, adil dan maju, ini akan terwujud bilamana seluruh elemen bangsa turut mengambil bagian. Bonus demografi menjadi salah satu harapan bangsa Indonesia untuk mewujudkannya. Gerakan cepat dalam mengajak semua generasi muda untuk bisa mengambil bagian adalah kunci utama. Pemerintah dan para lembaga terkait harus memberikan sebuah kepercayaan penuh, bagaimana strategi para generasi muda yang produktif ini mengambil sebuah langkah dalam mengingkatkan ekonomi nasional untuk menuju peningkatan ekonomi secara global. Bung Karno pernah mengatakan bahwa pemuda menjadi tonggak penerus perjuangan bangsa Indonesia, oleh karena itu saatnya kita memberikan kesempatan penuh bagi generasi muda untuk berkarya. Jangan penah ada penghalang baik regulasi, politik, kebijakan, dan dinamikan yang terjadi, sehingga menghambat pergerakan generasi produktif yang dimiliki saat ini oleh bangsa Indonesia.
Membangun sebuah optimisme untuk menuju Indonesia emas 2045, adalah tanggung jawab bersama, buang sifat saling menyalahkan, buang sifat saling memecah belah antar bangsa, buang sifat fanatisme merusak kerukunan, buang sifat intoleran. Indonesia masih punya waktu banyak untuk segera membenahi dan membina generasi produktif sukses dalam peningkatan perekonomian dan memajukan bangsa Indonesia.
(Red-pin01)